Kangen Atau Suka

Ilustration
Mungkin sudah terasa kita udah berumur 22 tahun, tapi semenjak saya main kerumahnya waktu SMK ketika sama sahabat saya muncul perasaan kangen dan bertemu di media sosial ketika itu dia sangat merespon dengan baik tapi entah kenapa perasaan itu telah menjadi berubah dan saat itu saya menghampirinya.

Saat itu kenapa ketika saya bertemu kembali aku pun merasakan hal yang berbeda apalagi ketika saya jemput ke rumahnya dan disaat itu telppun berdering saat aku main kerumahnya, ternyata sahabat saya yang telepon ketika itu aku pun mencoba masih ingetkah dengan suara ini ?.

Ternyata masih inget alhamdulillah kita ketemua karena temanku juga sudah lama tidak bertemu dengan sahabat ku maklum teman satu kelas di SMP dan itu mungkin aku sedang cupu-cupunya tapi apalah daya sekarang mungkin penilaian orang sama seperti itu hehe.

Kadang aku berpikir apakah mungkin aku mau berpacaran lagi atau tidak ? Apa mungkin hormon ku yang sudah merasakan keberadaan lawan jenis ini, aku juga bingung namun aku merasakan hal yang berbeda apa dia merasakan hal yang sama ? Atau hanya perasaan ku yg sesaat?.

Cukup Allah yang bisa menjawabnya tentang Rezeki, Umur dan Jodohlah yang Engkau tahu.

Perasaan yang membingungkan

Semua terasa berbeda ketika saya melihat awan-awan yang cerah tapi sungguh tidak pernah yang bisa dikatakan dari kata-kata, entah mengapa aku merasa letih atas pekerjaan ini tapi ingin rasanya pergi dari sini namun belum saatnya.

Apakah ini sebuah perasaan yang menggangu ku ataukah hanya perasaan yang sepintas lewat ? tapi ini belum berakhir ini adalah sebuah membangunkan ku dari mimpi panjangku dan aku ingin berubah menjadi yang terbaik tapi aku harus melihat impian ku yang tercapai.

Hingga saat ini belum tercapai, sehingga aku memutuskan kerjasama dengan teman ku.

Demo supir Angkot

Menurutku apa yang terjadi kemaren itu tentang demo supir angkot dan ojek online itu sudah diluar batas dan sangat meresakan rakyat, bayangkan sebenarnya tidak banyak juga orang yang selalu memesan ojek online walaupun di era digital tapi masih banyak kok yang pakai angkot seperti hal nya anak sekolah mereka juga tetap kok pakai angkot kemaren tadi pagi saya lihat banyak anak-anak sekolah yang telat akibat demo supir angkot.
Sungguh kasihan mereka yang tadinya tepat waktu sekarang telat, apakah anda tidak membayangkan seperti tadi ?. Oke kita ambil contoh kereta mereka tetap aja setia kok naik kereta bahkan sekarang peminat yang naik kereta malah bertambah, karena rezeki ? iya rezeki juga sebenarnya ada yang ngatur tinggal kita ikhtiar aja sama Allah. Sebenarnya supir angkot itu sama aja kayak seperti saya, loh kok sama iya sebenarnya saya kerja di media cetak dan sekarang era media digital kita yang di media cetak diperkirakan sekitar 10 tahun lagi bertahan kurang lebih tapi tapi itu  tetap ada orang yang mau membacanya bahkan saya selalu di konplei sama client saya kenapa raknya kosong dan setiap majalah baru di isi langsung habis nah dari situ kita ambil sisi positifnya saja.

Sebuah Perasaan

Terkadang aku bingung dengan pilihan hidup yang aku jalani entah mengapa saya jadi teringat dengan kata orang tua ku, apakah seseorang tersebut mendapatkan jodoh terlebih dahulu ataukah rezeki yang harus dikejar ?.

Terkadang seseorang dalam hidupku pun penting mengingat semua saudaraku banyak yang sudah menikah, tapi kebanyakan orang lelaki itu sangat gampang jika mencari seorang kekasih, ya ada setujunya juga sih, apa yang di bicarakan apalagi mengingat aku masih muda rasanya masih pengen aku keliling indonesia naik gunung di seluruh indonesia dan insyaallah ingin ke tanah suci sungguh rasanya asyik tapi aku berpikir kalau punya istri juga susah mending kalau suka naik gunung atau traveling kalau pendiam dan tidak suka travelling ?.

mungkin kita dekat sebagai sahabat juga menyenangkan apalagi kalau kita senang bersama-sama, hanya itu yang bisa diungkapkan apalagi saya belum punya tempat tinggal dan aku masih mencari rezeki, aku harus bisa menguliahkan ade saya dan belum bisa membahagiakan kedua orang tua saya.

Dan aku sekarang menikmati perasaan yang ada aja dulu, mungkin dekat sama wanita juga untuk saat ini dan jika memang berjodoh kita kan tidak tahu ? Hanya Allah yang tahu jodoh kita.



Ketika Organisasi Masuk Kedalam Pemerintahan

kadang sebuah organisasi yang tadinya berdiri dengan susah payah lalu di ajak kerjasama dengan pemerintah entah mengapa jadi semua anggota berhak mengeluarkan semua pendapat tapi itu semua juga demi jabatan di organisasi itu sendiri apa yang dibenak ku kini sudah terjadi di dalam kehidupanku tepatnya disebuah organisasi sekolah, dimana saat itu kita sebagai organisasi agama yang dibantu dengan organisasi tertinggi sekolah mengambil sebuah keuntungan sehingga tidak bayar apapun.

Sama halnya dengan organisasi yang lain yang tadinya mempunyai niat yang tulus dan ingin membantu sesama manusia namun diajak dengan kerjasama oleh pemerintah menjadi saling menyikut dengan anggota dan malahan ingin mendapat jabatan tertinggi sehingga orang tersebut malas mencari kerja karena sudah ada yang bayar dari dana pemerintahan tersebut apakah itukah sebuah organisasi yang berada di pemerintahan, sungguh tidak enak ketika kita tulus membantu orang tersebut tapi malah mencari dana penghasilan dari dana pemerintah, ini sudah tidak asing lagi dan banyak orang begitu sama saja pengusaha-pengusaha yang terjun ke bidang politik dan membuat partai politik mereka semua hanya mencari kekuasaan.

Tapi saya merasa bangga jika pengusaha itu mendirikan partai politik tapi tidak di calonkan menjadi pemimpin negeri ini, itu baru yang mau memajukan negeri ini tanpa harus maju menjadi sebuah pemimpin dalam negeri ini.

Ayahku Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Saya bangga dengan bapak saya karena seorang guru ketika dia pertama mengajar begitu sulit untuk menghadapi semua murid SMP(Sekolah Menengah Pertama) .

Namun begitu cela, hinaan, pada saat itu sama satu murid yang bandel tapi beliau tetap menganggap itu cobaan dan tantangan oleh karena itu dan bahkan dulu saat dia pertama mengajar hanya memperoleh upah Rp. 5.000,- per bulannya tapi apa boleh buat semua itu karena alesan kakek dan nenek dulu sebelum menjadi guru sempat menjadi operator musik di sebuah radio namun entah kenapa waktu ekskul di sekolah saya juga tertarik dengan radio dan saya juga menjadi operator musik kadang suka jadi penyiar juga itulah saya mulai tertarik dengan radio hingga saat ini masih mendengarkannya.

Tapi ayah saya juga pernah menjadi sebuah crew PH (Produktion Home) dan disitu gaji lumayan namun kata kakek, nenek saya suruh pulang bapak saya pun yang tadinya kerja dijakarta pun pulang kekampung halaman (tapi gak tau halaman berapa ya ?.... hahaha) tapi saat pada zaman itu Guru itu lebih miskin daripada seorang supir tapi sekarang malah kebalikannya Guru lebih diperhatikan syukur alhamdulillah, bapak saya bisa mensekolahkan anaknya sampai sajarna namun dari keluarga ibu saya juga kebanyakan guru jujur saya berterima kasih atas pekerjaan bapak saya ini dengan mulya tapi saat saya menanyakan sesuatu kepada teman saya yang berprofesi yang sama dengan ayah saya "masih banyak anak Indonesia yang putus sekolah tapi mereka hanya menjawabnya faktor dari lingkungan" menurut saya bukan hanya lingkungan aja bahkan banyak yang tidak mampu keluarganya terutama faktor ekonomi tapi disitulah peran guru yang seharusnya memberi semangat tapi malah didiamkan begitu saja apakah mereka masih yang disebut pahlawan tanpa tanda jasa ?.

Ini adalah wajah guru sekarang menurut ayahku yang berbeda dari masa ke masa.

SEBUAH TANYA

“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”
(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
Selasa, 1 April 1969 Soe Hok Gie